Rabu, 26 November 2008

Sepucuk “Hidayah” Buat Seorang Sahabat

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

“Celakalah Khalid. Semoga tuhan Romawi melaknatnya.” Sumpah serapah itu keluar dari mulut Argenta seraya menarik tali kekang kudanya meninggalkan medan perang yang masih berdebu. Samar-samar terlihat ribuan tentara Romawi mulai mengambil langkah seribu.
Argenta masih terengah-engah menahan lelah setelah seharian bertempur. Jiwanya masih terguncang menghadapi kenyataan pahit kekalahan pasukannya, ditambah lagi sebuah peristiwa tragis [...]

“Jirri Tudur” Syuhada Bumi Yarmuk

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

“Gergorius sudah mati. Aku yang menikamnya karena Gergorius yang malang telah membelot menjadi seorang muslim,” perasaan gundah menyelimuti Margiteus yang tengah mengusap-usap pedang panjangnya yang berukiran matahari dengan 12 jilatan api itu.
“Hah, mustahil mana mungkin terjadi, dia seorang Kristiani yang taat.” Argenta menatap tajam Margiteus
“Ya aku cuma bisa kesal, bingung dan sedih kenapa [...]

Meraih Berkah dari Sebuah Apel

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

“Alhamdulillah, selama hidup saya tidak pernah makan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dilarang Allah pada anak saya untuk dimakan. Anak perempuan saya baik dalam segala hal. Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga Allah Subhanahu wa ta`ala memberkati kalian dan menganugerahkan kalian anak yang shaleh. Saya memberikan kebun apel ini sebagai hadiah pernikahan kalian. [...]

Dari Laundry Mendulang Hidayah

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

dakwatuna.com - “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah [...]

Seorang Sultan Tanpa Tahta dan Istana

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

dakwatuna.com - “Ya Allah, pindahkanlah diriku dari kehinaan maksiat kepadaMu menuju keagungan taat kepadaMu!” Sepenggal doa dari para pengembara pencari kemuliaan hakiki.
Di atas jalan yang tak berujung, di bawah langit yang tak bertepi. Lelaki gagah berani itu memulai pengembaraannya, memasuki labirin kehidupan demi setitik asa, mengharap ampunanNya, mengharap keridhoaanNya. Buliran air mata bagai permata putih, [...]

Si Tuli dari “Tanah Matahari Terbit”

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

dakwatuna.com - “Berbicaralah yang keras, lebih keras lagi karena pendengaranku kurang tajam.” Begitu permintaan Syeikh Hatim kepada setiap warga kota Balkh yang kebetulan menjadi lawan bicaranya pada event apapun. Warga Balkh mengenalnya sebagai ‘ulama yang tuli, karena kata-kata itu hampir diucapkan berulang-ulang saat dialog berlangsung. Kata-kata tersebut selalu diucapkan oleh Hãtim dan itu sudah menjadi [...]


Halaman Berikutnya »

Tidak ada komentar: